Perempuan kelahiran 6 Januari 1990,
tepatnya 24 tahun yang lalu ini bernama lengkap Krizia Alexa. Krizia, begitulah
biasanya ia disapa, bertempat tinggal bepindah-pindah. Pada weekdays
atau dapat dibilang sebagai hari kerja, ia tinggal di kos-annya yang terletak
dekat kantornya yaitu di Jakarta Barat.
Sedangkan saat weekend, ia
kembali lagi ke rumahnya yang terletak di Cipete, Jakarta Selatan.
Menurut
saya, Krizia dapat dikatakan sebagai orang yang dapat menginspirasi halayak
luas. Mengapa begitu? Mungkin dapat
dikatakan, tidak banyak orang yang dapat merubah mimpinya menjadi kenyataan.
Tetapi Krizia, berhasil merubah keinginannya yang awalnya hanya sebuah mimpi di
masa kecil menjadi kenyataa, yaitu menjadi seorang wartawan dan pembawa berita
di Metro TV. Krizia memulai karirnya sebagai seoarang wartawan sejak 3 tahun
lalu. Wartawan itu sendiri dalam garis besar, pekerjaan yang dilakukan wartawan
tidak beda jauh dengan apa yang dilihat kita sebagai orang awam di depan TV
atau pun radio, yaitu mengumpulkan dan menyampaikan informasi kepada publik.
Saat menjadi
wartawan full-time, Krizia selalu
datang di pagi hari ke kantor untuk mem-print
daftar destinasi mana saja untuk memburu berita untuk diliput. Contohnya
jika ia harus meliput ke Gedung KPK, langkah selanjutnya yang ia lakukan adalah
isi formulir untuk memesan supir, cameraman,
dan kamera. Lalu setelah semua anggota tim yang dibutuhkan dan alat-alat
sudah lengkap, ia langsung pergi meliput ke tempat tersebut. Sesampainya disana
langsung meliput dan mewawancara beragam orang yang ada di tempat. Setelah itu,
ia langsung kembali ke kantor dan langsung membuat dan mengetik berita untuk
ditayangkan di TV.
Tetapi
dibalik pernyataan Krizia mengenai kesehariannya yang dapat dikatakan cukup
sibuk ini, ia masih meluangkan kira-kira sehari dalam seminggu untuk
menghabiskan leisure time.
Biasanya ia menghabiskan waktu ‘kosong’-nya dengan pergi nonton dan makan,
tapi sebagai perempuan juga tidak bisa bohong bahwa kadang juga butuh untuk
membeli baju atau semacamnya.
waktunya untuk
Dibalik
pekerjaannya yang sepertinya terlihat ‘kaku’ dan serius, ternyata perempuan
berkulit putih ini ternyata sebelum jadi seorang full-time wartawan, ia berprofesi sebagai guru tari ballet. Karena sejak kecil sudah menggeluti dunia tari
khususnya tari ballet, sehingga
aktivitas ini tidaklah asing baginya dan menjadi aktivitas pilihan di waktu
luang, Biasanya, ia ikut dalam latihan dan ikut- kelas yang biasanya berujung dengan
tampil di sebuah pertunjukan tapi terkadang olahraga seperti nge-gym atau ambil kelas-kelas seperti body combat, atau olahraga lainnya
menjadi pilihan bagi Krizia di waktu luangnya.
Walaupun
Krizia mengatakan bahwa ia juga terkadang suka untuk berolahraga, tapi
frekuensinya tidak sesering menari. Ia menari bisa dibilang hampir setiap hari.
Seminggu 4 kali, tapi ketika ia tidak bisa dan tidak ikut latihan nari biasanya
karena mendadak harus menggantikan orang lain siaran.
Banyak
hal-hal positif yang didapat dari melakukan aktivitas ini secara psikologis dan
fisik, “Pertama, kalo kita nari itu kita
bisa melepaskan emosi kita kayak kita lagi bosen di kantor, kita lagi sedih..
Tarian itu kan musiknya macem-macem, ada yang musiknya slow, ada yang musiknya up-beat.
Jadi, kita bener-bener bisa menyalurkan emosi kita melalui gerakan-gerakan
di ballet itu.. Terus udah senecng, kita juga sehat. Karena menari itu, penari ballet itu lebih berat daripada
melakukan aktivitas kayak nge-gym, lari,
bersepeda, karena kita menggunakan semua otot yang ada di tubuh kita..” . Hal-hal ini lah menjadi faktor-faktor yang
membuat Krizia juga menganggap bahwa tari ballet
adalah aktivitas favoritnya.
Tetapi
dibalik kecintaannya dengan dunia tari, ternyata pernah terjadi suatu kenangan
yang tidak mengenakkan ketika ia sedang melakukan aktivitas inci. Sebagai seoarang penari, pasti
bisa dibilang sangat rentan cedera. Ketika sedang menari, pernah beberapa kali
Krizia mengalami cedera. Salah satunya adalah Krizia pernah otot punggungnya
sobek dikarenakan saat itu ia sedang training sangat intensif dan over-trained sehingga ototnya tidak kuat
dan menyebabkan terjadinya sobek pada otot punggung. Karena peristiwa ini, ia
tidak bisa menari ballet selama 3
bulan, ditambah harus physiotherapy setiap
hari.
Aktivitas
yang paling tidak disukai oleh Krizia adalah berbelanja, “sebenernya di dalem hati tuh suka banget, tapi karena aku termasuk
orang yang hemat jadi aku tuh meng-cut banget
shopping jadi ngebatesin banget. Ga
yang sebulan sekali shopping, tapi
misalnya lagi ga punya terus butuh gitu... Baru aku beli bisa kalap tapi itu once in a while banget! Ga yang tiap ke
mall kayak gitu..”, ungkapnya sambil tertawa.
Untuk
pilihan tempat ngumpul dengan teman-temannya, Krizia memiliki kriterianya
sendiri berdasarkan kebiasaannya, “Karena aku suka ngobrol, jadi aku gasuka tempat yang bising gitu..
Terus mungkin aku lebih suka kalo tempat-tempat yang lagi hits-hits gitu juga
seru sih asal ga berisik. Tapi kalo mau gampang, aku sih lebih milih mall
karena banyak pilihan, teruskan mall kan jarang berisik-berisik yang terlalu
bising gitu..”. Krizia biasanya ngumpul di tempat seperti ini bersama temannya
biasanya hanya sekali dalam seminggu, karena ketika weekdays, ia tidak pernah ke mall dan biasanya ia habiskan dengan
menari di waktu luangnya.
Menurut
Krizia, ngumpul-ngumpul dengan teman yang masuk kategori berkualitas adalah
ketika jumlahnya tidak begitu banyak, maksimal 4 orang. Karena kita jumlahnya
bertambah, biasanya menjadi tidak intim, tidak fokus, dan grupnya terbagi-bagi.
Lalu seperti yang diutarakannya tadi, di tempat yang tidak bising. Makanan dan
minuman yang dihidangkan harus enak, agar lebih betah juga untuk berlama-lama
disana. Tetapi menurut Krizia, ketika suatu tempat service-nya kurang, contohnya tidak konsisten, quality control kurang, service-nya
lama. Ketiga hal ini dapat menimbulkan kekecewaan padanya ketika datang ke
suatu tempat ngumpul.
Harapan
Krizia ke depannya jika ada tempat atau restoran baru, yaitu tempatnya tidak
bising, adem, interiornya lucu dan bagus, indoor
atau outdoor dengan pepohonan yang
banyak, terdapat menu healthy food yang
raw food dengan rasa yang enak dan
harga terjangkau.
Top
of Mind ‘Waktu Luang’: Menari Ballet
0 comments:
Post a Comment